JURNAL
PRAKTIKUM
KIMIA
ORGANIK I
NAMA
: DITYA FAJAR NURSAHFITRI
NIM
: A1C117061
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.Drs.
SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Percobaan-05
I.
Judul : Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton
II.
Hari/Tanggal : Sabtu/23 Maret 2019
III.
Tujuan
Pada akhir percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a.
Memahami azas-azas reaksi senyawa
karbonil
b.
Memahami perbedaan reaksi antara
aldehid dan keton
c.
Menjelaskan jenis-jenis pengujian
kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. Landasan
Teori
Aldehid dan Keton memiliki
gugus yang sama yaitu C=O (gugus karbonil). Karena hal itu juga keduanya
memiliki sifat yang sama. Aldehid bereaksi lebih cepat dibandingkan keton saat
diuji dengan pereaksi yang sama. Hal itu dikarenakan atom karbonil dari aldehid
kurang terlindungi dari keton. Persamaan, perbedanan yang dimiliki keduanya
akan diperiksa pada percobaan ini. Aldehida sangat mudah dioksidasi menjasi
asam kaboksilat yang mengandung dengan jumlah atom C yang sama, sedangkan keton
tidak bisa dioksidasi karena dalam oksidasi terjadi pemutusan ikatan C
menghasilkan dua asam karboksilat dengan jumla atom C masing-masing lebih
sedikit daripada keton semula (keton siklik akan menghasilkan satu asam
dikarboksilat) (Tim Kimia Organik I, 2016).
Aldehid
adalah senyawa organik yang mempunyai gugus –CO. Dimana nama aldehid diperoleh
dari penurunan asam yang terbentuk jika senyawa alkohol dioksidan lanjut, atau
oksida parsial. Alkohol nantinya menghasilkan aldehid, kemudian alkohol
sekundernya jika dioksidasi menghasilkan keton. Etanol yang dioksidasi akan
menjadi asetaldehid kemudian berubah jadi asam asetat yang diilustrasikan
dengan model molekulnya (Petrucci,1987).
Keton
mempunyai pengertiannya sendiri yaitu suatu senyawa dengan gugus karbonil yang
terikat pada dua gugus alkil. Senyawa ini bersifat polar karena gugus
karbonilnya polar dan juga dibandingkan dengan alkohol dan asam karboksilat ia
lebih mudah menguap (volatik). Keton punya struktur yang sama dengan aldehid
dimana terdiri atas atom-atom karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Rumus
strukturnya R-CO-R’. Dimana R adalah alkil dan –CO- adalah gugus fungsi keton
(Respati, 2007).
Menurut
Larasati (2010), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menguji senyawa
aldehida dan keton, yaitu :
1. Uji Cermin
Perak
Keton
tidak mudah untuk dioksidasi namun aldehid mudah teroksidasi menjadi asam
karboksilat. Ketika Formaldehid direaksikan dengan pereaksi Tollens akan
menghasilkan larutan bening dan setelah itu didiamkan pada dinding tabung
kemudian nantinya akan terbentuk cermin perak (endapan).
2. Tes Fehling
Pereaksi
Fehling terdiri atas Fehling A (terdiri dari CuSO4 dalam air, H2SO4)
dan Fehling B (terdiri dari Kalium Natrium Tartarat, KOH dalam air dengan
bentuk larutan biru tua). di dalam pereaksi ini terdapat Cu2+ sebagai ion
kompleks.
3. Reaksi
Haloform
Halogenasi
alfa memiliki pengertian yaitu suatu uji kimia yang disebut iodoform. Untuk
metil keton gugus metil dari suatu metil keton di iodinasi bertahap sampai
terbentuk iodoform (CHI3) padat bewarna kuning.
Sifat-sifat unik gugus karbonil sangat
berpengaruh terhadap sifat fisikanya aldehid dan keton. Senyawa ini memiliki
gaya tarik-menarik dipol-dipol antara molekul, aldehida dan keton yang keduanya
mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada senyawa dengan berat molekul sama
dan secara terbatas aldehid dan keton dapat mensolvasi ion (Pudjaatmaka, 1982)
Mengenal
berbagai jenis reaksi pada senyawa karbonil teruntuk aldehida dan keton ialah
senyawa keduanya merupakan molekul polar. Hal itu disebabkan oleh ikatan
karbonil kepunyaannya yang membuat adanya momen dipol diantara ikatan rangkap
pada karbon dan oksigen. Akibat dari adanya gaya dipol disekitar ikatan
karbonil membuat senyawa memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada
senbuah alkena yang memiliki berat molekul sama (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/)
V.
Alat dan Bahan
5.1. Alat
1.
Tabung reaksi
2.
Pipet Tetes
3.
Batang Pengaduk
4.
Penangas Air
5.
Erlenmeyer
6.
Corong Hirsch
5.2.
Bahan
1.
Tollens 11. N-Heptanaldehid
2.
Perak Nitrat 5% 12.
Formaldehid
3.
NaOH 5% 13. NaHSO3
4.
Amonium Hidroksida 2% 14. HCL pekat
5.
Benzaldehid 15.Natrium Sitrat
6.
Aseton 16. Natrium
Karbonat
7.
Sikloheksanon 17. CuSO4.5H2O
8.
Formalin 18. Fehling
9.
Aquades 19. Pereaksi
Benedict
10. Natrium Kalium Tartat/Garam
Rochelle
VI. Prosedur
Kerja
6.1. Uji Cermin Kaca, Tollens
Siapkan empat
tabung reaksi yang berisi pereaksi Tollens (cara membuat: siapkan satu tabung
reaksi yang bersih sekali, ke dalam 2 ml larutan perak nitrat 5% tambahkan 2
tetes larutan NaOH %%, lalu tambahkan tetes demi tetes sambil diaduk larutan
amonium hidroksida 2% hanya secukupnya agar supaya larut pengujian akan gagal
kalau terlalu banyak amonia ditambahkan. Ujilah benzaldehid, aseton,
sikloeksanon dan formalin : dengan jalan menambahkan masing-masing dua tetes
bahan tersebut ke dalam uji tabung uji. Aduklah campuran dan diamkan selama 10
menit. Bila reaksi tidak terjadi, panaskan tabung dalam penangas air selama
lima menit. Amatilah yang terjadi.
6.2. Uji Fehling dan Benedict
Ke dalam
masing-masing dari empat tabung reaksi tambakan 5 ml pereaksi benedict (cara
membuatnya : larutan 173 gr Natrium Sitrat dan 100 gr Natrium Karbonat dalam
750 aquades, aduk, saring lalu ke dalam filtrat tambahkan perlahan larutan 17,3
gr CuSO4.5H2O dalam
100 ml air, encerkan hingga volume total 1 L) atau 5 ml pereaksi Fehling yang
masih fresh (cara membuat : Larutan A = 69 gr CuSO4.5H2O
dalam 1 L air suling).
Larutan B = 346 gr
Natrium Tartat atau garam Rochelle di dalam larutan NaOH 10% artinya pereaksi
Fehling A dan B sama banyak baru dicampur. Ke dalam masing-masing tabung
tambahkan beberapa tetes bahan yang akan diuji. Tempatkan tabung reaksi dalam
air mendidih selama 10-15 menit. Ujilah formaldehid, n-heptanaldeid, aseton dan
sikloheksanon.
6.3. Adisi Bisulfit
Masukkan 3 ml
larutan NaHSO3 jenuh ke dalam erlenmeyer 50 ml dan dinginkan larutan
dalam air es. Tambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk. Setelah 5
menit tambahkan 10 ml etanol untuk memulai kristalisasi, lalu disaring kristal
dengan corong Hirsch. Apa yang akan terjadi bila kristal dalam tabung reaksi
ditambahkan beberapa tetes HCl pekat.
6.4. Pengujian
dengan Fenilhidrazin
Kepada 5 ml fenilhidrazin dalam tabung raksi besar, tambahkan 10 ml
tetes bahan yang akan diuji. Tutup tabung reaksi dan guncangkan dengan kuat
selama 1-2 menit hingga mengkristal. Saring kristal dengan corong Hirsch, cuci
dengan sedikit air dingin dan rekristalisasi dengan sedikit metanol dan etanol.
Keringkan dan tentukanlah titik lelehnya. Lakukan pengujian terhadap
benzaldehid dan sikloheksanon. Dengan cara yang sama gunakan
2,4-dinitrofenilhedrazin, buatlah turunan benzaldehid dan sikloheksanon. Tentukan
titik lelehnya.
6.5. Pembuatan Oksim
Larutkan 1 gr hidroksilamin HCl dan 1,5 gr natrium asetat trihidrat
di dalam 4 ml air, di dalam erlenmeyer 50 ml. Panaskan larutan sampai 35,
kemudian tambahkan sikloheksanon dan tutup labu serta goncangkan selama 1-2
menitm pada waktu dimana zar padat sikloheksanon-osim akan terbentuk. Dinginkan
labu dalam lemari es, saring kristal dengan corong Hirsch, cuci dengan 3 ml air
es dan keringkan serta tentukanlah titik lelehnya.
6.6.Reaksi Haloform
Kepada 5 tetes aseton dalam 3 ml NaOH 5% tambahkan sekitar 10 ml
larutan iodium iodida (cara membuatnya : larutkan 25 gr Iodium di dalam larutan
50 gr kalium iodida dalam 200 ml air) sambil digoncangkan sampai warna coklat
tidak hilang lagi. Iodoform yang bewarna kekuningan akan mengendap dan baunya
yang khas. Pengujian dilakukan terhadap iso-propanol, 2-pentanon dan
3-pentanon.
6.7.Kondensasi Aldol
a.
Tambahkan 0,5 ml asetaldehid kepada
4 ml larutan NaOH 1%, goncangkan dan catat baunya (sisa asetaldehid). Didihkan campuran
reaksi selama 3 menit. Catat hati-hati bau tengik dari kronotaldehid.
b.
Susunlah peralatan untuk merefluks. Dalam
labu 50 ml tempatkan etanol. 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan
NaOH 5%. Campuran direfluks selama 5 menit. Dinginkan labu dan kumpulkan
kristal dengan corong buchner. Bisa rekristalisasi dengan etanol. Tentukan
Anda dapat melihat video seputar percobaan di atas :https://www.youtube.com/watch?v=JAQ060bSZG8
Anda dapat melihat video seputar percobaan di atas :https://www.youtube.com/watch?v=JAQ060bSZG8
. Pertanyaan Pra
1.
Apa
yang terjadi saat tabung reaksi berisi senyawa organik dimasukkan 2,4
dinitrofenilhidrazin?
2.
Berdasarkan
video yang dilampirkan, tes apa saja yang digunakan untuk menguji adanya keton?
3.
Apa
yang terjadi jika NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi senyawa
organik yang sudah dimasukkan meta-dinitrobenzene ?
Saya Ratna Kartika Sari dengan nim 011 akan menjawab pertanyaan no 2 Untuk melakukan pengujian pada keton dapan digunakan beberapa tes, yaitu tes 2,4-dinitropenil hidrazine, tes natrium bisulfit, tes meta-dinitrobenzene, tes natrium nitroprussida.
BalasHapusSaya Agustri manda sari (A1C117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1 Yang terjadi jika senyawa organik atau keton ditambahkan dengan 2,4 dinitrofenilhidrazin yaitu larutan berubah menjadi kuning yang disebabkan oleh 2,4 dinitrofenildidrazin tersebut bereaksi dengan senyawa organik atau keton sehingga membentuk endapan kuning atau oranye.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Larutan akan berubah menjadi warna ungu (Dinda Anggun,79)
BalasHapus