JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK 1
DISUSUN OLEH:
NAMA: DITYA FAJAR NURSAHFITRI
NIM: A1C117061
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JUIRUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Percobaan-07
I.
Judul
Sintesis Aseton
II.
Hari/Tanggal
Sabtu/ 6 April 2019
III.
Tujuan
Setelah dilakukannya
percobaan ini diharapkan seluruh mahasiswa dapat :
1. Dapat
mengetahui apa itu senyawa aseton
2. Dapat
melakukan mekanisme sintesis aseton
IV.
Landasan
Teori
Aseton adalah
salah satu dari senyawa keton, dimana senyawa keton ini memiliki tatanama
secara IUPAC dengan menggantikan sufiks –a pada alkana dengan –on. Sedangkan pada
keton yang sering dijumpai memiliki panggilan lazimnya seperti aseton dan
benzofenon, nama ini dipertahankan sebagai nama IUPAC meskipun dibeberapa buku
kimia menggunakan nama propanon. Okso adalah nama resmi dari gugus keton. Keton
ini memiliki sifat yang berbeda dengan alkohol dan asam karboksilat. Dimana keton
lebih mudah menguap dari kedua senyawa tersebut. Kemudian keasamannya
dibandingkan dengan alkana, dimana keton lebih asam jika dibandingkan dengan
alkana (Ebry, 2013).
Menurut
Syamsurizal dalam blognya (2019), Aseton yang juga disebut sebagai senyawa
bernama 2-propanon ini adalah senyawa sederhana. Tak bewarna, mudah untuk
menguap dan masuk dalam daftar pelarut organik. Aseton dapat ditemukan pada
manusia, hewan dan tumbuhan. Pada manusia ditemukan dalam urin manusia (dalam jumlah sedikit) dan pada
penderita diabetes (dalam jumlah yang banyak), kemudian pada penguraian
metabolisme lemak pada hewan dan berbagai tumbuhan. Aseton berguna dalam kehidupan sebagai
pewarna kuteks, pembersih keyboard atau alat yang kotor, menghilangkan noda
cangkir porselin, mambuat lantai kilap, semir sepatu (mengkilapkan sepatu),
menghilangkan goresan di jam tangan, membersihkan papan tulis bekas spidol,
bahan dasar plastik dan berbagai produk kosmetik dan obat-obatan. Aseton dapat
dibuat dengan cara :
1.
Distilasi Kering Kalsium Asetat
2.
Dari Asam Asetat dengan katalis Mangan
(II) Karbonat (Dipanaskan suhuu 110-120ºC)
3. Oksidasi Alkohol sekunder dalam suasana
asam, menggunakan 2-propanol atau isopropanol dengan oksidator kalium kromat (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).
Aseton adalah
suatu keton yang berasal dari oksidasi dari bahan isopropil alkohol. Dimana aseton
ini tidak bewarna dan memiliki berat jenis 0,812 gram/mol. Aseton ini memiliki
ciri khasnya sendiri yang dapat diketahui dari baunya, dimana ia memiliki bau
yang sengit. Aseton ini dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan. Hal
itu dikarenakan aseton adalah zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat
organik. Senyawa ini juga digunakan sebagai bahan pembuatan kloroform dan juga
iodoform (Fessenden, 1982).
Menurut Halleman
(1968), seton adalah salah satu keton yang dapat terbuat dari oksidasi alkohol.
Namun tidak semua alkohol dapat menhasilkan keton. Oksidasi alkohol pada
alkohol primer hanya akan membentuk aldehid. Sedangkan oksidasi alkohol
sekunder akan menghasilkan keton dan untuk alkohol tersier tidak bisa dioksidasi
kembali. Maka dari itu keton berasal dari produk oksidasi alkohol sekunder. Saat
ini aseton memiliki peranan dalam kimia atmosfer dan menentukan sumber alami
aseton. Dimana Aseton dapat ditemukan pada :
1.
Upper
Troposphere dan lower
stratosphere,
2.
Atmosfer sebagai hasil reaksi fotokimia
dan hidrokarbon alam,
3.
Emisi langsung dari sumber biologik,
4.
Oksidasi atmosferik dan berbagai
hidrokarbon biogenik.
Menurut Fieser
(1957), ada beberapa sumber biologi aseton yang lazim dikenal atau umumnya
diketahui oleh para ilmuwan luas. Dimana itu sudah dikarakteristikan dengan
baik bahkan sangat baik serta merupakan dekarboksilasi enzimatik dari
asetoasetat pada hewan. Bakteri yang banyak dikenal dan mampu memproduksi
aseton diantaranya adalah :
1.
Clostridium Acetobutylium,
2.
Bakteri aerobik yaitu strepcocus
cremonies dan strepcocus lactis jika dalam skil milk,
3.
Vibrio Sp, jika dikembangbiakkan dalam
media yang mengandung L-Leksin,
4.
Pseudomonas aeruginosa.
V.
Alat
dan Bahan
5.1.Alat
1. Batang pengaduk 1
buah
2. Erlenmeyer
100 ml 1 buah
3. Gelas
beker
200
ml 1 buah
4. Gelas beker 500 ml 2
buah
5. Gelas
ukur 50 ml 1 buah
6. Heating mantle 1 buah
7. Kaca arloji 1
buah
8. Labu
leher tiga
500 ml 1
buah
9. Pengaduk 1
buah
10. Peralatan
destilasi lengkap 1 set
11. Pipet tetes 1
buah
12. Spatula 1
buah
13. Termometer 1
buah
14. Labu
Distilasi
15. Corong
16. Corong Pisah
17. Gelas
Piala
5.2.Bahan
1.
Aquades
2.
Asam sulfat pekat
3.
Es batu
4.
Kristal kalium permanganat
5.
Isopropil Alkohol atau propanol
6.
Kalium Bikromat
VI.
Prosedur
Kerja
6.1.Pembuatan
aseton dengan oksidator kalium permanganat
è Dirancang
alat destilasi dengan baik ( terdiri dari statif, klem, thermometer, pipa T,
hot plate, kondesor, gelas beker, Erlenmeyer),
è Dimasukan
kedalam gelas kimia 85 ml aqiuades,
è Dimasukan
12 ml asam sulfat pekat dan 16 gram kristal KMnO4,
è Diaduk
campuran tersebut dengan hati-hati,
è Diamkan
sampai campuran tidak panas lagi,
è Dimasukan
campuran kedalam labu leher tiga secara perlahan,
è Diaduk atau digoyongkan labu leher tiga,
è Dimasukan
batu didih kedalam labu leher tiga,
è Dilakukan
proses distilasi terhadap campuran pada suhu 75o – 80oC,
è Diukur
volume aseton yang dihasilkan,
è Diulangi
percobaan ini dengan kristal KMnO4 sebanyak 20 gr.
6.2 Pembuatan aseton
dengan oksidator kalium bikromat
è Dirancang
alat destilasi dengan baik,
è Dibuat
campuran H2SO4 pekat dengan isopropil alcohol ( 50 ml
air + 27,5 ml H2SO4
+ 29, 2 ml isopropil alcohol),
è Dimasukan
kedalam labu suling,
è Dilarutkan
10 gr K2Cr2O7 dalam 100 ml aquades,
è Dimasukan
kedalam corong pisah ,
è Dipanaskan
abu sampai mendididih diangkat penagas + K2Cr2O7 melalui
corong pisah,
è Dilakukan
destilasi setelah K2Cr2O7 pada suhu 75 oC,
è Dihitung
rendemen.
Prosedur berkaitan dengan
percobaan ini dapat dilihat pada link ini : https://www.youtube.com/watch?v=44cyq4BxCD8
VII.
Pertanyaan
Pra Praktikum
1. Menggunakan
bahan apakah proses pembuatan aseton
berdasarkan video tersebut?
2. Apa
tujuan labu pada rangkaian alat destilasi ditutup dengan kertas aluminium foil pada percob?
Saya akan mencob menjawab pertanyaan nomor 3. Pada percobaan tersebut didapatkan hasil yang melenceng, karena seharusnya yang terjadi adalah kalsiun asetat rusak dan pecah menjadi kalsium karbonat (padatan) dan asetonnya dapat disuling. Namun pada percobaan ini malah menghasilkan distilat kuning dan berbau aneh (sheila sagita, 09)
BalasHapusSaya Agnes Monika Situmorang (A1C117059), akam menjawab pertanyaan nomor 2. Labu ditutup agar panas yang ada mampu terserap dengan baik (tidak kehilangan panas) demi hasil pembuatan aseton yang maksimal.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1,menurut saya pada percobaan ini aseton dibuat dengan menggunakan kalsium asetat dimana nantinya terpecah dan membentuk kalsium karbonat. (Dinda anggun,79)
BalasHapus