Jumat, 05 April 2019

Jurnal Praktikum Kimia Organik I (Perc.07)

JURNAL PRAKTIKUM 
KIMIA ORGANIK 1





DISUSUN OLEH:
NAMA: DITYA FAJAR NURSAHFITRI
NIM: A1C117061


DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JUIRUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



Percobaan-07
I.         Judul
Sintesis Aseton

II.      Hari/Tanggal
Sabtu/ 6 April 2019

III.   Tujuan
Setelah dilakukannya percobaan ini diharapkan seluruh mahasiswa dapat :
1.    Dapat mengetahui apa itu senyawa aseton
2.    Dapat melakukan mekanisme sintesis aseton

IV.   Landasan Teori
Aseton adalah salah satu dari senyawa keton, dimana senyawa keton ini memiliki tatanama secara IUPAC dengan menggantikan sufiks –a pada alkana dengan –on. Sedangkan pada keton yang sering dijumpai memiliki panggilan lazimnya seperti aseton dan benzofenon, nama ini dipertahankan sebagai nama IUPAC meskipun dibeberapa buku kimia menggunakan nama propanon. Okso adalah nama resmi dari gugus keton. Keton ini memiliki sifat yang berbeda dengan alkohol dan asam karboksilat. Dimana keton lebih mudah menguap dari kedua senyawa tersebut. Kemudian keasamannya dibandingkan dengan alkana, dimana keton lebih asam jika dibandingkan dengan alkana (Ebry, 2013).

Menurut Syamsurizal dalam blognya (2019), Aseton yang juga disebut sebagai senyawa bernama 2-propanon ini adalah senyawa sederhana. Tak bewarna, mudah untuk menguap dan masuk dalam daftar pelarut organik. Aseton dapat ditemukan pada manusia, hewan dan tumbuhan. Pada manusia ditemukan dalam  urin manusia (dalam jumlah sedikit) dan pada penderita diabetes (dalam jumlah yang banyak), kemudian pada penguraian metabolisme lemak pada hewan dan berbagai tumbuhan.  Aseton berguna dalam kehidupan sebagai pewarna kuteks, pembersih keyboard atau alat yang kotor, menghilangkan noda cangkir porselin, mambuat lantai kilap, semir sepatu (mengkilapkan sepatu), menghilangkan goresan di jam tangan, membersihkan papan tulis bekas spidol, bahan dasar plastik dan berbagai produk kosmetik dan obat-obatan. Aseton dapat dibuat dengan cara :
1.        Distilasi Kering Kalsium Asetat
2.        Dari Asam Asetat dengan katalis Mangan (II) Karbonat (Dipanaskan suhuu 110-120ºC)
3.   Oksidasi Alkohol sekunder dalam suasana asam, menggunakan 2-propanol atau isopropanol dengan oksidator kalium kromat (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).

Aseton adalah suatu keton yang berasal dari oksidasi dari bahan isopropil alkohol. Dimana aseton ini tidak bewarna dan memiliki berat jenis 0,812 gram/mol. Aseton ini memiliki ciri khasnya sendiri yang dapat diketahui dari baunya, dimana ia memiliki bau yang sengit. Aseton ini dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan. Hal itu dikarenakan aseton adalah zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik. Senyawa ini juga digunakan sebagai bahan pembuatan kloroform dan juga iodoform (Fessenden, 1982).

Menurut Halleman (1968), seton adalah salah satu keton yang dapat terbuat dari oksidasi alkohol. Namun tidak semua alkohol dapat menhasilkan keton. Oksidasi alkohol pada alkohol primer hanya akan membentuk aldehid. Sedangkan oksidasi alkohol sekunder akan menghasilkan keton dan untuk alkohol tersier tidak bisa dioksidasi kembali. Maka dari itu keton berasal dari produk oksidasi alkohol sekunder. Saat ini aseton memiliki peranan dalam kimia atmosfer dan menentukan sumber alami aseton. Dimana Aseton dapat ditemukan pada :
1.        Upper Troposphere dan lower stratosphere,
2.        Atmosfer sebagai hasil reaksi fotokimia dan hidrokarbon alam,
3.        Emisi langsung dari sumber biologik,
4.        Oksidasi atmosferik dan berbagai hidrokarbon biogenik.

Menurut Fieser (1957), ada beberapa sumber biologi aseton yang lazim dikenal atau umumnya diketahui oleh para ilmuwan luas. Dimana itu sudah dikarakteristikan dengan baik bahkan sangat baik serta merupakan dekarboksilasi enzimatik dari asetoasetat pada hewan. Bakteri yang banyak dikenal dan mampu memproduksi aseton diantaranya adalah :
1.        Clostridium Acetobutylium,
2.        Bakteri aerobik yaitu strepcocus cremonies dan strepcocus lactis jika dalam skil milk,
3.        Vibrio Sp, jika dikembangbiakkan dalam media yang mengandung L-Leksin,
4.        Pseudomonas aeruginosa.

V.     Alat dan Bahan
      5.1.Alat
1.      Batang pengaduk                                  1 buah
2.      Erlenmeyer 100 ml                               1 buah
3.      Gelas beker 200 ml                               1 buah
4.      Gelas beker 500 ml                               2 buah            
5.      Gelas ukur  50 ml                                 1 buah            
6.      Heating mantle                                     1 buah
7.      Kaca arloji                                            1 buah
8.      Labu leher tiga 500 ml                         1 buah
9.      Pengaduk                                             1 buah
10.  Peralatan destilasi lengkap                   1 set
11.  Pipet tetes                                             1 buah
12.  Spatula                                                 1 buah
13.  Termometer                                         1 buah
14.  Labu Distilasi
15.  Corong
16.   Corong Pisah
17.  Gelas Piala

5.2.Bahan
1.      Aquades
2.      Asam sulfat pekat
3.      Es batu
4.      Kristal kalium permanganat
5.      Isopropil Alkohol atau propanol
6.      Kalium Bikromat

VI.        Prosedur Kerja
6.1.Pembuatan aseton dengan oksidator kalium permanganat
è Dirancang alat destilasi dengan baik ( terdiri dari statif, klem, thermometer, pipa T, hot plate, kondesor, gelas beker, Erlenmeyer),
è Dimasukan kedalam gelas kimia 85 ml aqiuades,
è Dimasukan 12 ml asam sulfat pekat dan 16 gram kristal KMnO4,
è Diaduk campuran tersebut dengan hati-hati,
è Diamkan sampai campuran tidak panas lagi,
è Dimasukan campuran kedalam labu leher tiga secara perlahan,
è Diaduk  atau digoyongkan labu leher tiga,
è Dimasukan batu didih kedalam labu leher tiga,
è Dilakukan proses distilasi terhadap campuran pada suhu 75o – 80oC,
è Diukur volume aseton yang dihasilkan,
è Diulangi percobaan ini dengan kristal KMnO4  sebanyak 20 gr.

6.2 Pembuatan aseton dengan oksidator kalium bikromat
è Dirancang alat destilasi dengan baik,
è Dibuat campuran H2SO4 pekat dengan isopropil alcohol ( 50 ml air  + 27,5 ml H2SO4 + 29, 2 ml isopropil alcohol),
è Dimasukan kedalam labu suling,
è Dilarutkan 10 gr K2Cr2O7 dalam  100 ml aquades,
è Dimasukan kedalam corong pisah ,
è Dipanaskan abu sampai mendididih diangkat penagas + K2Cr2O7 melalui corong pisah,
è Dilakukan destilasi setelah K2Cr2O7 pada suhu 75 oC,
è Dihitung rendemen.

Prosedur berkaitan dengan percobaan ini dapat dilihat pada link ini : https://www.youtube.com/watch?v=44cyq4BxCD8

VII.     Pertanyaan Pra Praktikum
1.    Menggunakan bahan  apakah proses pembuatan aseton berdasarkan video tersebut?
2.  Apa tujuan labu pada rangkaian alat destilasi ditutup dengan kertas aluminium foil pada percob?
3. Apakah percobaan pada video tersebut mendapatkan hasil yang sesuai? Jika tidak apa alasannya?

3 komentar:

  1. Saya akan mencob menjawab pertanyaan nomor 3. Pada percobaan tersebut didapatkan hasil yang melenceng, karena seharusnya yang terjadi adalah kalsiun asetat rusak dan pecah menjadi kalsium karbonat (padatan) dan asetonnya dapat disuling. Namun pada percobaan ini malah menghasilkan distilat kuning dan berbau aneh (sheila sagita, 09)

    BalasHapus
  2. Saya Agnes Monika Situmorang (A1C117059), akam menjawab pertanyaan nomor 2. Labu ditutup agar panas yang ada mampu terserap dengan baik (tidak kehilangan panas) demi hasil pembuatan aseton yang maksimal.

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1,menurut saya pada percobaan ini aseton dibuat dengan menggunakan kalsium asetat dimana nantinya terpecah dan membentuk kalsium karbonat. (Dinda anggun,79)

    BalasHapus