Senyawa
flavonoid merupakan salah satu senyawa yang tersebar luas pada tumbuh-tumbuhan
atau tanaman, sama seperti senyawa sebelumnya yaitu terpenoid. Senyawa ini juga
hasil dari metabolisme sekunder yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan. Namun keduanya
berbeda, jika terpenoid berasal dari isopren (beberapa isopren) yang tergabung
menjadi satu maka lain halnya dengan flavonoid ini yang merupakan bagian dari senyawa
fenol yang berasal dari flavon yang tersebar pada berbagai tumbuhan. Senyawa
ini terdiri ata 15 atom karbon yaitu : C6-C3-C6, dimana
terdapat dua buah cincin aromatik yang mampu dihubungkan dengan tiga buah atom
C yang berkemungkinan atau tidak berkemungkinan membentuk cincin ketiganya.
Senyawa ini memiliki banyak jenis atau macam, hal itu
dikarenakan perkembangan dari struktur dasar flavonoid yang ada. Pada struktur
flavonoid dapat dilakukan penomoran dengan cara umum. Dimana nomer 1 diberikan
pada cincin C yang mengandung O lalu menuju lingkar cincin A. Sedangkan penomoran
pada cincin B sama dengan cincin C-A namun C-B menggunakan tanda aksen. Semua golongan
flavonoid menggunakan aturan tersebut kecuali golongan Khalkon, yang berbeda
pada tanda aksennya. Dimana tanda akse bukan digunakan untuk cincin C-B
melainkan C-A. Lebih jelasnya pada gambar berikut : Senyawa flavonoid ini banyak jenisnya, ada yang berupa aglikon
saja, ada yang berupa glikosida (aglikon dan gula), ada yang berikatan dengan
sulfat disebut flavonoid sulfat dan yang berikatan dengan sesama flavonoid
yaitu biflavonoid. Berikut penjelasannya :
1.
Aglikon
Flavonoid
Aglikon ini memiliki
arti tidak berikatan dengan gula. Itu berarti aglikon flavonoid adalah sebuah
senyawa fenol yang berasal dari flavon dan berikatan dengan glikosida tanpa
gula atau yang tidak mengandung gula. Lawan dari aglikon adalah glikon yang berikatan
pada gula. Aglikon flavonoid ini juga sering disebut dengan senyawa polifenol. Senyawa
ini tidak ada campur tangan dari gula, sehingga hanya terdiri dari struktur
dasarnya atau aglikonnya sendiri. Aglikon flavonoid ini banyak macamnya, seperti
flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanon, leukoantosianin, auron, kalkon
dan dihidroflavonol. Struktur dari aglikon tersebut terlihat pada gambar berikut
:
Gambar Struktur Aglikon Flavonoid (Struktur Dasar)
2.
Flavonoid
Glikosida
Senyawa ini adalah
senyawa flavonoid yang dimana suatu aglikonnya (struktur dasar) mengikat satu
atau lebih gugus gula. Senyawa ini memiliki struktur yang unik, sebab pada
flavonoid glikosida ini terbagi lagi menjadi dua macam berdasarkan letak ikatan
gugus gulanya. Kedua jenis flavonoid glikosida itu adalah sebagai berikut :
a)
Flavonoid
O-Glikosida
Senyawa
flavonoid O-glikosida ini merupakan senyawa flavonoid dimana aglikonnya lebih mengikat
gugus gula pada salah satu gugus hidroksilnya dengan ikatan hemiasetal. Jadi letak
gulanya hanya berada pada salah satu gugus hidroksil saja. Jumlah flavonoid ini
lebih banyak (besar) dibandingkan dengan flavonoid C-Glikosida. Pada senyawa-senyawa
tertentu ada beberapa posisi yang sangat mudah dimasuki oleh gula itu sendiri,
seperti misalnya 7-OH pada flavon, isoflavon dan dihidroflavon ; 3,7-OH dalam
flavonol dan dihidroflavonol dan 3,5-OH dalam antosianidin. Gula yang dapat
masuk juga beragam jenisnya seperti galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa,
kadang-kadang ditemukan alosa, manosa, fruktosa, apiosa dan asam glukuronat dan
galakturonat. Glikosida yang tersedia dapat dimodifikasi dengan cara asilasi,
dimana nantinya di aberikatan dengan asam seperti asam asetat dengan ikatan
ester. Asam yang teresterifikasi dapat ditunjukkan dalam gambar di bawah
berikut ini:
Gambar Struktur Flavonoid O-Glikosida
b)
Flavonoid
C-Glikosida
Senyawa
ini termasuk ke dalam senyawa flavonoid dimana aglikon yang terletak pada inti mengikat
gula. Carbon yang mengikat gula biasanya terdapat dalam C-6 dan C-8. Senyawa ini
jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan flavonoid O-Glikosida
dikarenakan tidak semua aglikon memiliki inti yang mampu mengikat gula dan
tidak semua gula mampu masuk ke dalam inti dari aglikon tersebut. Contoh gula
yang dapat masuk seperti glukosa (viteksin,orientin), ramnosa (violantin). Jenis
aglikonnya juga terbatas seperti isoflavon, flavanon dan flavonol. Senyawa ini
juga bisa mengalami modifikasi seperti flavonoid O-Glikosida, yaitu di
oglikosilasi yang terjadi pada hidroksil gula atau fenolnya, dan asilasi (hanya
di hidroksil gulanya. Adapun contoh-contoh Flavonoid C-glikosida adalah sebagai
berikut :
Gambar Struktur Flavonoid C-Glikosida
Tabel 2.1 Nama lazim dan struktur
Flavonoid C-Glikosida
Nama Lazim
|
Aglikon
|
Gula pada C-6
|
Gula pada C-8
|
Veteksin
|
Apigenin
|
-
|
Glukosa
|
Isoviteksin
|
Apigenin
|
Glukosa
|
-
|
Visenin-1
|
Apigenin
|
Xilosa
|
Glukosa
|
Visenin-2
|
Apigenin
|
Glukosa
|
Glukosa
|
Visenin-3
|
Apigenin
|
Glukosa
|
Xilosa
|
Violantin
|
Apigenin
|
Glukosa
|
Ramnosa
|
Skaftosida
|
Apigenin
|
Glukosa
|
Arabinosa
|
Orientin
|
Luteolin
|
-
|
Glukosa
|
Isoorientin
|
Luteolin
|
Glukosa
|
-
|
Skoparin
|
Krisoseriol
|
-
|
Glukosa
|
Keyakinin
|
7-natilkemferol
|
Glukosa
|
-
|
Hemifloin
|
Naringenin
|
Glukosa
|
-
|
Pucrarin
|
Daidzein
|
Glukosa
|
-
|
Panikulatin
|
Genistein
|
Glukosa
|
Glukosa
|
3.
Flavonoid
Sulfat
Senyawa ini adalah
golongan flavonoid yang memiliki satu ion sulfat atau lebih yang terikat pada
hidroksil fenolnya. Dimana senyawa ini sangatlah terbatas jumlahnya, biasanya
hanya terdapat pada angiospermae. Itupun pada angiospermae yang dekat dengan
ekologi yang berhubungan dengan habitat air. Flavonoid sulfat ini dapat berupa
senyawa bisulfat, dimana ion sulfat sisanya mengikan hidroksil fenol ataupun
gula yang masih bebas dari ikatan. Salah satu contoh bisulfatnya dalam bentuk
garam adalah flavon-O-SO3K.
4.
Biflavonoid
Senyawa ini termasuk
golongan flavonoid yang membentuk ikatan dengan sesama flavonoid
(monoflavonoid). Biflavonoid yang biasanya terbentuk adalah antara flavon dan
flavanon. Dimana ikatan yang terjadi di sini dapat berupa ikatan karbon-karbon
ataupun ikatan eter. Biflavonoid ini terbentuk dengan pola atau jenis ikatan
yang berbeda-beda, Jenis ikatan karbon-karbon yang lebih sering ditemukan ialah
ikatan 6,8 pada golongan Agatisflavon,
ikatan 8,8 pada golongan
Kupresuflavon, ikatan 6,3 pada
golongan Robustaflavon dan ikatan 3,8.
Sedangkan Jenis ikatan eternya ialah ikatan 6,4 pada golongan Hinokiflavon dan ikatan 3,4 pada golongan Oknaflavon. Gambar strukturnya sebagai berikut :
Permasalahan
:
- Flavonoid glikosida terbagi menjadi dua macam seperti yang saya jabarkan di atas. Meskipun sama-sama mengikat gula, namun keduanya memiliki karakter yang berbeda pada pengikatan gugus gula. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? Mengapa bisa terjadi?
- Penomoran flavonoid memiliki aturannya tersendiri, yaitu dari cincin aromatik C-A lalu C-B dengan nomer beraksen. Tapi mengapa pada senyawa Kalkon golongan aglikon flavonoid berbeda. Mengapa demikian?
- Senyawa flavonoid ini adalah senyawa hasil metabolisme sekunder yang tersebar luas pada berbagai tumbuhan sama seperti senyawa terpenoid sebelumnya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa flavonoif ini memiliki struktur yang unik dan dapat dikatakan rumit dibanding terpenoid yang hanya menggabungkan isopren satu dengan isopren lainnya. Apakah dengan keunikan dan kerumitan senyawa tersebut mempersulit suatu tumbuhan ataupun hewan dalam mensintesisnya (menghasilkannya)? atau bahkan keunikan dan kerumitan struktur tersebut tidak berdampak apapun terhadap sintesis yang dilakukan makhluk hidup itu sendiri?
2. Karena penomoran pada flavonoid golongan khalkon ini dimulai dari cincin B ke cincin C baru dilanjutkan ke cincin A dengan angka beraksen. Sedangkan pada flavonoid lainnya penomoran dimulai dari cincin C ke cincin A baru dilanjutkan ke cincin B dengan angka aksen.
BalasHapus3. Karena keunikan dan kerumitan dari struktur flavonoid ini menyebabkan beberapa mikroba ataun makhluk hidup yang kesulitan dalam mensitesis isopropen itu sendiri. Contohnya pada alga, bakteri, jamur dan lumut.
BalasHapusSemoga bermanfaat
Hallo tya
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan yang nomor 1 menurut pendapat saya flavonoid glikosida seperti O-glikosida Dan C-glikosida memiliki ciri khas dan keunikan struktur yang tersendiri, Karena masing-masing dari senyawa tersebut memiliki struktur yang berbeda , dan fungsi dari senyawa ini juga berbeda. Dalam pengikatan gugus gula flavonoid O-glikosida lebih besar daripada C-glikosida.
Semoga membantu