Jumat, 23 Agustus 2019

Prosedur dan Tahap Screening Potensi Kimia Bahan Alam


             Indonesia adalah negara dengan iklim tropis. Negara ini terkenal dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya, hal itu terbukti dari tercatatnya kurang lebih 40.000 jenis tumbuhan yang dimiliki Indonesia. Dari 40.000 jenis tumbuhan tersebut sekitar 940 species terbukti memiliki khasiat menyembuhkan (terapautik) setelah melalui penelitian ilmiah. Namun sayangnya hanya sekitar 180 species yang sudah digunakan dan berperan dalam industri obat tradisional Indonesia. Melihat kesenjangan tersebut harusnya ada tindakan yang dilakukan untuk menambah nilai guna sisa tumbuhan yang belum digunakan agar dapat berperan dalam industri obat-obatan Indonesia. Apalagi jika dibandingkan dengan negara di luar sana yang sudah mengembangkan obat-obatan ke arah yang lebih modern. Tidaklah cukup menggunakan bahan alam obat-obatan tersebut hanya dengan pengalaman turun menurun. Sebab kemungkinan dari 940 species tersebut banyak yang memiliki potensi besar untuk menyembuhkan penyakit yang mungkin saat ini masih belum ditemukan obatnya. Oleh karena itu diperlukannya penggalian informasi tentang bahan atau potensi kimia bahan alam yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhan tersebut. Cara yang digunakan untuk mengetahui potensi kimia bahan alam disebut dengan Screening Fitokimia (Skrining) atau Uji Fitokimia.
            Skrining fitokimia memiliki arti sebagai tahap awal yang dilakukan untuk sebuah penelitian fitokimia yang bertujuan memperoleh gambaran mengenai golongan senyawa yang ada pada suatu tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia ini dilakukan dengan memperhatikan reaksi uji warna dengan menggunakan pereaksi warna. Skrining fitokimia ini juga merupakan analisis kualitatif yang berlaku pada senyawa metabolit sekunder. Dimana suatu ekstrak dari bahan alam mengandung berbagai macam metabolit sekunder yang memiliki peran dalam aktivitas biologinya. Senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi yang mampu menunjukkan ciri khas dari tiap golongan metabolit sekunder itu sendiri. Metode ini filakukan diperuntukkan pada bagian tumbuhan secara keseluruhan (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) terutama metabolit sekunder bioaktifnya yaitu alkaloida, antrakuinon, flavonoida, saponin (steroid dan hiterpenoid), glikosida jantung,  tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid dan sebagainya. Namun uji pendahuluan yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan tanin.
            Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk memilih dan menggunakan metode dalam melakukan skrining fitokimia, yaitu:
1)      Sederhana
2)      Cepat
3)      Bisa dilakukan dengan alat seadanya (peralatan minimal)
4)      Mampu selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
5)      Bersifat semikuantitatif (punya batas kepekaan pada senyawa yang dipelajari)
6)      Mampu memberikan keterangan tambahan (ada/tidaknya senyawa dari golongan senyawa yang dipelajari).
Pada tiap pemeriksaan tersebut memiliki langkah dan cara yang berbeda-beda, berikut penjelasannya :

1.    Alkaloid
Alkanoid adalah senyawa yang tersebar luas pada seluruh tumbuhan. Alkaloid banyak yang bersifat racun namun adapula yang berguna. Garam alkaloid atau alkaloid bebas berupa padatan kristal tak bewarna (berberina dan serpentina bewarna kuning) dan ada yang berupa cairan seperti konina, nikotina dan higrina. Rasa dari alkaloid itu sendiri pahit. Tahap atau prosedur uji alkaloid adalah sebagai berikut:
Ø  Dilarutkan ekstrak uji sebanyak 2 mL,
Ø  Diuapkan di atas cawan porselin hingga diperoleh residunya,
Ø  Dilarutkan residu yang diperoleh dengan 5 mL HCL 2 N,
Ø  Dibagi larutan yang di dapat pada 3 tabung berbeda,
Ø  Ditambahkan HCL 2 N pada tabung 1 (berfungsi sebagai blanko),
Ø  Ditambahkan pereaksi Dragendorff pada tabung 2 sebanyak 3 tetes,
Ø  Dirambahkan pereaksi Mayer pada tabung 3 sebanyak 3 tetes,
Terbentuknya endapat jingga pada tabung 2 dan endapan putih hingga kekuningan pada tabung 3 menandakan adanya alkaloid. Untuk memastikan adanya alkaloid lebih lanjut dapat digunakan reaksi pengendapan, minimal bereaksi positif terhadap 2 reaksi pengendapan. Alkaloid sebagian besar tidak larut atau sedikit larut dalam air tapi bereaksi dengan asam membentuk garam yang larut dalam air, sedangkan alkaloid bebasnya larut dalam eter, kloroform atau pelarut non polar lainnya. 

2.    Flavonoid
Senyawa flavonoid ini dapat diuji dengan uji warna berupa uji keberadaan flavonoid dari dalam sampel (Uji Wilstatter, Uji Bate-Smith, Uji dengan NaOH 10%) dan uji golongan polifenolnya dengan penambahan larutan FeCl3. Dimana tahapan dari tiap-tiap uji tersebut adalah sebagai berikut:
(1)     Uji Wilstatter
Ø  Ditambahkan 2-4 tetes HCl pekat dan 2-3 potong kecil logam Mg pada isolat (Perubahan warna seharusnya dari kuning menjadi orange).
(2)     Uji Bate- Smith
Ø  Ditambahkan HCL pekat pada isolat lalu dipanaskan 15 menit di atas penangas air (Reaksi positif ditunjukkan jika memberikan warna merah).
(3)     Uji dengan NaOH 10%
Ø  Ditambahkan pereaksi NaOH 10% pada isolat (Reaksi positif jika perubahan warnanya spesifik).
(4)     Uji Golongan Polifenol
Ø  Ditambahkan larutan FeCl3 10% dalam akuades (Reaksi positif jika warnanya hijau, merah, ungu, biru, atau hitam kuat).

3.    Steroid dan Terpenoid
Pemeriksaan senyawa steroid dan terpenoid ini dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi Liberman Burchard ke dalam 1 mL ekstrak sampel. Jika warnanya berubah menjadi biru/ungu menandakan adanya steroid. sedangkan jika warnanya menjadi merah atau kuning menandakan adanya senyawa terpenoid.

4.    Tanin
Senyawa tanin ini dapat diperiksa melalui cara:
Ø  Ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1% dalam 1 mL sampel (perubahan warna biru tua menunjukkan adanya fenolik).
Ø  Ditambahkan 0,5 mL gelatin 2% (jika ada endapan menandakan positif adanya tanin).

5.    Saponin
Uji senyawa saponin dapat dilakukan dengan metode Forth dengan langkah-langkah di bawah ini:
Ø  Ditambahkan 1 mL ekstrak sampel ke dalam tabung reaksi,
Ø  Ditambahkan 10 mL akuades,
Ø  Dikocok selama 30 detik (jika terbentuk busa yang mantap, tidak hilang selama 30 detik maka menunjukkan adanya saponin).

6.    Minyak Atsiri
Uji fitokimia kandungan minyak atsiri dalam tumbuhan dapat diperiksa dengan cara :
Ø  Dilarutkan 1 mL larutan uji,
Ø  Diuapkan di atas cawan porselin hingga diperoleh residu (reaksi positif adanya minyak atsiri ditandai dari bau khas yang didapat dari residu tadi).
Uraian di atas sudah menjelaskan tahap ataupun prosedur yang digunakan dalam melakukan screening potensi bahan kimia alam dengan uji fotokimia pada tumbuhan untuk mengetahui senyawa atau potensi yang terkandung di dalamnya. 

Permasalahan :
1.    Tulisan di atas sudah menjelaskan mengenai tahap dari proses Screening fitokimia pada masing-masing senyawa. Jelaskan lingkup dari kajian fitokimia itu sendiri?
2.   Apa saja tanaman yang masih belum diketahui potensi bahan alamnya dan mungkin mengandung beberapa senyawa seperti misalnya saponin, tanin atau senyawa lain yang tertera di atas?
3.    Apakah pada setiap percobaan dalam pembuktian seperti di atas dapat selalu berjalan sempurna? Jika tidak, kesalahan seperti apa yang sering terjadi pada skrining fitokimia ini?

3 komentar:

  1. Saya Muhammad Yamin nim A1C117047 ingin mencoba menjawab no 1. Ruang lingkup fitokimia mencakup atau menilupi keanekaragaman hayati yang ada. Dimana fitokimia mempelajari berbagai macam senyawa organik yang terkandung dalam suatu tanaman, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintetisnya, serta manfaat bagi tanaman di sekitarnya.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh.

    Halo, perkenalkan nama saya Salsa Billa Aprianti dengan NIM A1C117052 ingin membantu menjawab permasalahan yang muncul pada nomor 3.

    Tidak, tentunya. Terdapat dua kemungkinan analisis kesalahan pada skrining yang dapat berlangsung secara semestinya, yaitu:

    A. Reaksi positif palsu,
    Dimana hasil pengujian dikatakan ada atau memiliki kepositifan, sedangkan sebenarnya tidak ada atau memiliki makna kenegatifan.


    B. Reaksi negatif palsu
    Berlaku kebalikannya, yaitu hasil riset menunjukkan kenegatifan, namun sebenarnya positif.


    Semoga membantu

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh.
    saya idkhom Kholid dengan nim RSA1C117015 ingin berusaha menjawab petanyaan dari saudari ditya F. nomor 2.
    tanaman yang masih belum di temukan potensi nya adalah tanaman seperti bunga kamboja putih, kulit batang dan biji alpukat, kulit batang dan daun turi serta batang binahong

    BalasHapus