Indonesia
adalah negara dengan iklim tropis. Negara ini terkenal dengan keanekaragaman
hayati yang dimilikinya, hal itu terbukti dari tercatatnya kurang lebih 40.000
jenis tumbuhan yang dimiliki Indonesia. Dari 40.000 jenis tumbuhan tersebut
sekitar 940 species terbukti memiliki khasiat menyembuhkan (terapautik) setelah
melalui penelitian ilmiah. Namun sayangnya hanya sekitar 180 species yang sudah
digunakan dan berperan dalam industri obat tradisional Indonesia. Melihat
kesenjangan tersebut harusnya ada tindakan yang dilakukan untuk menambah nilai
guna sisa tumbuhan yang belum digunakan agar dapat berperan dalam industri
obat-obatan Indonesia. Apalagi jika dibandingkan dengan negara di luar sana
yang sudah mengembangkan obat-obatan ke arah yang lebih modern. Tidaklah cukup
menggunakan bahan alam obat-obatan tersebut hanya dengan pengalaman turun
menurun. Sebab kemungkinan dari 940 species tersebut banyak yang memiliki
potensi besar untuk menyembuhkan penyakit yang mungkin saat ini masih belum
ditemukan obatnya. Oleh karena itu diperlukannya penggalian informasi tentang
bahan atau potensi kimia bahan alam yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhan
tersebut. Cara yang digunakan untuk mengetahui potensi kimia bahan alam disebut
dengan Screening Fitokimia (Skrining) atau Uji Fitokimia.
Skrining
fitokimia memiliki arti sebagai tahap awal yang dilakukan untuk sebuah
penelitian fitokimia yang bertujuan memperoleh gambaran mengenai golongan
senyawa yang ada pada suatu tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia
ini dilakukan dengan memperhatikan reaksi uji warna dengan menggunakan pereaksi
warna. Skrining fitokimia ini juga merupakan analisis kualitatif yang berlaku
pada senyawa metabolit sekunder. Dimana suatu ekstrak dari bahan alam
mengandung berbagai macam metabolit sekunder yang memiliki peran dalam
aktivitas biologinya. Senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi
yang mampu menunjukkan ciri khas dari tiap golongan metabolit sekunder itu
sendiri. Metode ini filakukan diperuntukkan pada bagian tumbuhan secara
keseluruhan (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) terutama metabolit
sekunder bioaktifnya yaitu alkaloida, antrakuinon, flavonoida, saponin (steroid
dan hiterpenoid), glikosida jantung, tannin (polifenolat), minyak atsiri
(terpenoid), iridoid dan sebagainya. Namun uji pendahuluan yang dapat dilakukan
meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan
tanin.
Adapun
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memilih dan menggunakan metode dalam
melakukan skrining fitokimia, yaitu:
1)
Sederhana
2)
Cepat
3)
Bisa
dilakukan dengan alat seadanya (peralatan minimal)
4)
Mampu
selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
5)
Bersifat
semikuantitatif (punya batas kepekaan pada senyawa yang dipelajari)
6)
Mampu
memberikan keterangan tambahan (ada/tidaknya senyawa dari golongan senyawa yang
dipelajari).
Pada tiap pemeriksaan
tersebut memiliki langkah dan cara yang berbeda-beda, berikut penjelasannya :
1. Alkaloid
Alkanoid adalah senyawa yang
tersebar luas pada seluruh tumbuhan. Alkaloid banyak yang bersifat racun namun
adapula yang berguna. Garam alkaloid atau alkaloid bebas berupa padatan kristal
tak bewarna (berberina dan serpentina bewarna kuning) dan ada yang berupa
cairan seperti konina, nikotina dan higrina. Rasa dari alkaloid itu sendiri
pahit. Tahap atau prosedur uji alkaloid adalah sebagai berikut:
Ø
Dilarutkan
ekstrak uji sebanyak 2 mL,
Ø
Diuapkan
di atas cawan porselin hingga diperoleh residunya,
Ø
Dilarutkan
residu yang diperoleh dengan 5 mL HCL 2 N,
Ø
Dibagi
larutan yang di dapat pada 3 tabung berbeda,
Ø
Ditambahkan
HCL 2 N pada tabung 1 (berfungsi sebagai
blanko),
Ø
Ditambahkan
pereaksi Dragendorff pada tabung 2 sebanyak 3 tetes,
Ø
Dirambahkan
pereaksi Mayer pada tabung 3 sebanyak 3 tetes,
Terbentuknya
endapat jingga pada tabung 2 dan endapan putih hingga kekuningan pada tabung
3 menandakan adanya alkaloid. Untuk
memastikan adanya alkaloid lebih lanjut dapat digunakan reaksi pengendapan,
minimal bereaksi positif terhadap 2 reaksi pengendapan. Alkaloid sebagian besar
tidak larut atau sedikit larut dalam air tapi bereaksi dengan asam membentuk
garam yang larut dalam air, sedangkan alkaloid bebasnya larut dalam eter,
kloroform atau pelarut non polar lainnya.
2. Flavonoid
Senyawa flavonoid ini dapat diuji
dengan uji warna berupa uji keberadaan flavonoid dari dalam sampel (Uji
Wilstatter, Uji Bate-Smith, Uji dengan NaOH 10%) dan uji golongan polifenolnya
dengan penambahan larutan FeCl3. Dimana tahapan dari tiap-tiap uji
tersebut adalah sebagai berikut:
(1)
Uji
Wilstatter
Ø
Ditambahkan
2-4 tetes HCl pekat dan 2-3 potong kecil logam Mg pada isolat (Perubahan warna
seharusnya dari kuning menjadi orange).
(2)
Uji
Bate- Smith
Ø
Ditambahkan
HCL pekat pada isolat lalu dipanaskan 15 menit di atas penangas air (Reaksi
positif ditunjukkan jika memberikan warna
merah).
(3)
Uji
dengan NaOH 10%
Ø
Ditambahkan
pereaksi NaOH 10% pada isolat (Reaksi positif jika perubahan warnanya spesifik).
(4)
Uji
Golongan Polifenol
Ø
Ditambahkan
larutan FeCl3 10% dalam akuades (Reaksi positif jika warnanya hijau, merah, ungu, biru, atau hitam kuat).
3. Steroid
dan Terpenoid
Pemeriksaan senyawa steroid dan
terpenoid ini dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi Liberman Burchard ke
dalam 1 mL ekstrak sampel. Jika warnanya berubah menjadi biru/ungu menandakan adanya steroid.
sedangkan jika warnanya menjadi merah
atau kuning menandakan adanya
senyawa terpenoid.
4. Tanin
Senyawa tanin ini dapat diperiksa
melalui cara:
Ø
Ditambahkan
beberapa tetes FeCl3 1% dalam 1 mL sampel (perubahan warna biru tua menunjukkan adanya fenolik).
Ø
Ditambahkan
0,5 mL gelatin 2% (jika ada endapan
menandakan positif adanya tanin).
5. Saponin
Uji senyawa saponin dapat
dilakukan dengan metode Forth dengan langkah-langkah di bawah ini:
Ø
Ditambahkan
1 mL ekstrak sampel ke dalam tabung reaksi,
Ø
Ditambahkan
10 mL akuades,
Ø
Dikocok
selama 30 detik (jika terbentuk busa
yang mantap, tidak hilang selama 30
detik maka menunjukkan adanya saponin).
6. Minyak
Atsiri
Uji fitokimia kandungan minyak
atsiri dalam tumbuhan dapat diperiksa dengan cara :
Ø
Dilarutkan
1 mL larutan uji,
Ø
Diuapkan
di atas cawan porselin hingga diperoleh residu (reaksi positif adanya minyak
atsiri ditandai dari bau khas yang
didapat dari residu tadi).
Uraian di atas sudah
menjelaskan tahap ataupun prosedur yang digunakan dalam melakukan screening
potensi bahan kimia alam dengan uji fotokimia pada tumbuhan untuk mengetahui
senyawa atau potensi yang terkandung di dalamnya.
Permasalahan
:
1.
Tulisan
di atas sudah menjelaskan mengenai tahap dari proses Screening fitokimia pada
masing-masing senyawa. Jelaskan lingkup dari kajian fitokimia itu sendiri?
2. Apa
saja tanaman yang masih belum diketahui potensi bahan alamnya dan mungkin mengandung
beberapa senyawa seperti misalnya saponin, tanin atau senyawa lain yang tertera
di atas?
3.
Apakah
pada setiap percobaan dalam pembuktian seperti di atas dapat selalu berjalan
sempurna? Jika tidak, kesalahan seperti apa yang sering terjadi pada skrining
fitokimia ini?
Saya Muhammad Yamin nim A1C117047 ingin mencoba menjawab no 1. Ruang lingkup fitokimia mencakup atau menilupi keanekaragaman hayati yang ada. Dimana fitokimia mempelajari berbagai macam senyawa organik yang terkandung dalam suatu tanaman, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintetisnya, serta manfaat bagi tanaman di sekitarnya.
BalasHapusAssalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh.
BalasHapusHalo, perkenalkan nama saya Salsa Billa Aprianti dengan NIM A1C117052 ingin membantu menjawab permasalahan yang muncul pada nomor 3.
Tidak, tentunya. Terdapat dua kemungkinan analisis kesalahan pada skrining yang dapat berlangsung secara semestinya, yaitu:
A. Reaksi positif palsu,
Dimana hasil pengujian dikatakan ada atau memiliki kepositifan, sedangkan sebenarnya tidak ada atau memiliki makna kenegatifan.
B. Reaksi negatif palsu
Berlaku kebalikannya, yaitu hasil riset menunjukkan kenegatifan, namun sebenarnya positif.
Semoga membantu
Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh.
BalasHapussaya idkhom Kholid dengan nim RSA1C117015 ingin berusaha menjawab petanyaan dari saudari ditya F. nomor 2.
tanaman yang masih belum di temukan potensi nya adalah tanaman seperti bunga kamboja putih, kulit batang dan biji alpukat, kulit batang dan daun turi serta batang binahong