Selasa, 07 Mei 2019

Laporan Praktikum Kimia Organik I Keisomeran Geometris " Pengubahan Asam Maleat menjadi Asam FUmarat" (Perc.09)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



DISUSUN OLEH :
                                    NAMA      : DITYA FAJAR NURSAHFITRI
                                    NIM          : A1C117061
                                    KELAS     : REGULER A

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

PEROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


Perlakuan
Hasil
1.
Menggerus sampel asam maleat (apel hijau)
Ekstrak diambil 20 ml, awalnya keruh tapi teroksidasi menjadi warna coklat
2.
Dimasukkan ke labu dasar bulat, ditambahkan HCl 15 ml
Warna larutan cokelat tua
3.
Sampel direfluks selama 10 menit
Warna sampel menghitam dan menggelegak
4.
Disaring sebanyak 2 kali penyaringan dengan corong Buchner
Warna endapan hitam, warna filtrat cokelat pekat
5.
Dijenuhkan dalam batu es
Bau filtrat = karamel
Warna coklat
VIII. Data Pengamatan



IX. Pembahasan
       Percobaan keisomeran geometris ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui azas daar keisomeran ruang khususnya isomer geometris dan perbedaan konfigurasi cis dan trans secara fisika dan kimia. Seharusnya pada percobaan ini digunakan asam maleat murni untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai harapan. Namun karena keterbatasan bahan (tidaktersedianya) asam maleat murni sehingga kami berinisiatif mencari bahan pengganti yang mengandung asam maleat. Kami cari pada beberapa literatur baik berupa web dan lain sebagainya, akhirnya kami menggunakan apel hijau yang dikatakan mengandung asam maleat. Perubahan bahan yang digunakan tersebut maka merubah beberapa langkah pada prosedur kerja yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
        Percobaan ini dilakukan dengan cara  menyiapkan sampel terlebih dahulu, dimana sampel yang kami gunakan pada percobaan ini adalah Apel hijau yang mengandung asam maleat, dimana nantinya asam maleat dapat berubah menjadi asam fumarat seperti yang diharapkan. Pertama pada persiapan sampel ini, apel digerus atau ditumbuk untuk diambil airnya (diekstrak buah apel yang disiapkan). Ekstrak yang kami ambil sebanyak 20 ml. Dimana saat kami amati warna ekstrak tersebut di awalnya hanya keruh. Namun lama-kelamaan warna dari ekstrak tersebut berubah menjadi kecoklatan. Kemudian ekstrak tersebut kami masukkan ke dalam labu dasar bulat lalu ditambahkan dengan 15 ml HCl. Sepanjang proses penambahan tersebut kami amati lagi warna larutan yang timbul. Ternyata warna larutan berubah menjadi lebih pekat atau dapat dikatakan menjadi coklat tua. Lalu labu dasar bulat (yang berisi Ekstrak apel hijau + HCl 15 ml) tadi kita refluks selama 10 menit lalu diamati perubahannya pada larutan tersebut. Setelah 10 menit berlalu kami keluarkan labu tersebut dari alat refluks lalu kami amati. Ternyata benar ada perubahan pada larutan ekstrak tadi. Warna sampel yang direfluks berubah menjadi hitam (menghitam) dan juga menggelegak. Saat itu diperkirakan suhunya sekitar 70-80°C. Kemudian hasil refluks tadi kami saring sebanyak dua kali penyaringan dengan menggunakan corong Buchner. Dimana kami dapati warna filtratnya cokelat pekat dan warna endapan yang tersaring pada kertas saring bewarna hitam. Kemudian filtrat yang didapatkan kami jenuhkan di dalam batu es, dan kami tidak mendapatkan apa-apa. Hanya saja sepengamatan kami warna filtrat tetaplah coklat. Namun pada bau filtratnya tercium seperti bau karamel. Sehingga dapat kami perkirakan bahwasannya percobaan yang kami lakukan masih belum berhasil.

X. Pertanyaan Pasca
1.    Pada percobaan tersebut apa yang menyebabkan warna ekstrak apel hijau berubah dari keruh menjadi kecoklatan?
2.    Mengapa percobaan tersebut masih belum bisa dikatakan berhasil?
3.    Apa yang menyebabkan kegagalan pada percobaan keisomeran geometris menggunakan apel hijau terjadi?

XI. Kesimpulan
       Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.   Isomer memiliki pengertian sebagai beberapa senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama, tetapi memilliki rumus struktur senyawa-senyawa yang berbeda, sehingga hal tersebut menyebabkan adanya kesamaan sifat dan juga perbedaan sifat yang dimiliki oleh senyawa tersebut.
2.   Keisomeran dibagi menjadi beberapa macam seperti isomer geometris. Isomer geometris memiliki perbedaan yang terletak pada susunan ruang molekul yang ada. Misalnya diantara 2 senyawa ini, yaitu asam fumarat dan asam maleat yang mempunyai rumus struktur sama. Tetapi jika dilihat keduanya memiliki susunan yang berbeda. Asam fumarat adalah bentuk transnya dan asam maleat adalah bentuk cisnya.
3.    Asam maleat berubah menjadi asam fumarat memiliki prosesnya sendiri. Dimana perubahan tersebut terjadi saat dilakukan refluks dengan bantuan katalis HCl dan juga dipengaruhi oleh suhu pemanasan yang dilakukan yaitu sekitar 70-80°C (batas titik didihnya), dimana suhu tersebut digunakan agar asam maleat tidak menguap dan berubah strukturnya.

XII. Daftar Pustaka
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia untuk Universitas Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta.
Mulyono. 2005. Kimia Anorganik Dasar. Erlangga: Jakarta.
Syamsurizal (2019, 20 April). Sintesis Aseton. Dikutip pada tanggal 24 April 2019 di kimia organik http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/ 
Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun Kimia Organik I. Jambi :Universitas Jambi.
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta.

XIII. Lampiran 
1. Proses Penyaringan Pertama















2. Proses Kristalisasi















3. Hasil Filtrasi 















4. Penyaringan Kedua















5. Proses Refluks

3 komentar:

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Karena saat penjenuhan tidak didapatkan kristal asam fumarat. Seharusnya saat rekristalisasi didapatkan kristal asam fumarat yang nantinya akan diuji cobakan titik lelehnya (sheila sagita, 09)

    BalasHapus
  2. saya vira anggita (069) akan menjawab pertanyaan no 1.
    hal itu dikarenakan ekstrak apek hijau sudah mengalami oksidasi,dimana hal ini karena asam maleat yang terkandung dalam apel bila terkena oksigen akan mengalmai rekasi yang menghasilkan warna coklat akibat teroksidasi.

    BalasHapus
  3. saya brezza (055) akan menjawab no 3 hal itu bisa terjadi dikarenakan seharusnya bahan utama yang digunakan adalah asam maleat murni. Namun pada percobaan ini hanya menggunakan Apel hijau yang dikatakan mengandung asam maleat, namun teledornya tidak dicri terlebih dahulu berapa besar kandungan asam maleat pada satu buah apel. Sehingga tidak bisa disesuaikan dengan banyaknya asam maleat yang dibutuhkan untuk hasil yang maksimal.

    BalasHapus