LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
NAMA : DITYA FAJAR NURSAHFITRI
NIM : A1C117061
KELAS : REGULER A
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PEROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Perlakuan
|
Hasil
|
|
1.
|
Menggerus sampel asam maleat (apel hijau)
|
Ekstrak diambil 20 ml, awalnya keruh tapi teroksidasi
menjadi warna coklat
|
2.
|
Dimasukkan ke labu dasar bulat, ditambahkan HCl 15 ml
|
Warna larutan cokelat tua
|
3.
|
Sampel direfluks selama 10 menit
|
Warna sampel menghitam dan menggelegak
|
4.
|
Disaring sebanyak 2 kali penyaringan dengan corong
Buchner
|
Warna endapan hitam, warna filtrat cokelat pekat
|
5.
|
Dijenuhkan dalam batu es
|
Bau filtrat = karamel
Warna coklat
|
VIII. Data Pengamatan
IX. Pembahasan
Percobaan keisomeran geometris ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui azas daar keisomeran ruang khususnya
isomer geometris dan perbedaan konfigurasi cis dan trans secara fisika dan
kimia. Seharusnya pada percobaan ini digunakan asam maleat murni untuk
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai harapan. Namun karena keterbatasan bahan
(tidaktersedianya) asam maleat murni sehingga kami berinisiatif mencari bahan
pengganti yang mengandung asam maleat. Kami cari pada beberapa literatur baik
berupa web dan lain sebagainya, akhirnya kami menggunakan apel hijau yang
dikatakan mengandung asam maleat. Perubahan bahan yang digunakan tersebut maka
merubah beberapa langkah pada prosedur kerja yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/).
Percobaan ini dilakukan dengan cara menyiapkan sampel terlebih dahulu, dimana
sampel yang kami gunakan pada percobaan ini adalah Apel hijau yang mengandung
asam maleat, dimana nantinya asam maleat dapat berubah menjadi asam fumarat
seperti yang diharapkan. Pertama pada persiapan sampel ini, apel digerus atau
ditumbuk untuk diambil airnya (diekstrak buah apel yang disiapkan). Ekstrak yang
kami ambil sebanyak 20 ml. Dimana saat kami amati warna ekstrak tersebut di
awalnya hanya keruh. Namun lama-kelamaan warna dari ekstrak tersebut berubah
menjadi kecoklatan. Kemudian ekstrak tersebut kami masukkan ke dalam labu dasar
bulat lalu ditambahkan dengan 15 ml HCl. Sepanjang proses penambahan tersebut
kami amati lagi warna larutan yang timbul. Ternyata warna larutan berubah
menjadi lebih pekat atau dapat dikatakan menjadi coklat tua. Lalu labu dasar
bulat (yang berisi Ekstrak apel hijau + HCl 15 ml) tadi kita refluks selama 10
menit lalu diamati perubahannya pada larutan tersebut. Setelah 10 menit berlalu
kami keluarkan labu tersebut dari alat refluks lalu kami amati. Ternyata benar
ada perubahan pada larutan ekstrak tadi. Warna sampel yang direfluks berubah
menjadi hitam (menghitam) dan juga menggelegak. Saat itu diperkirakan suhunya
sekitar 70-80°C. Kemudian hasil refluks tadi kami saring sebanyak dua kali
penyaringan dengan menggunakan corong Buchner. Dimana kami dapati warna
filtratnya cokelat pekat dan warna endapan yang tersaring pada kertas saring
bewarna hitam. Kemudian filtrat yang didapatkan kami jenuhkan di dalam batu es,
dan kami tidak mendapatkan apa-apa. Hanya saja sepengamatan kami warna filtrat
tetaplah coklat. Namun pada bau filtratnya tercium seperti bau karamel. Sehingga
dapat kami perkirakan bahwasannya percobaan yang kami lakukan masih belum
berhasil.
X.
Pertanyaan Pasca
1.
Pada percobaan
tersebut apa yang menyebabkan warna ekstrak apel hijau berubah dari keruh
menjadi kecoklatan?
2.
Mengapa percobaan
tersebut masih belum bisa dikatakan berhasil?
3.
Apa yang menyebabkan
kegagalan pada percobaan keisomeran geometris menggunakan apel hijau terjadi?
XI.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan percobaan
ini adalah sebagai berikut :
1. Isomer memiliki
pengertian sebagai beberapa senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama,
tetapi memilliki rumus struktur senyawa-senyawa yang berbeda, sehingga hal
tersebut menyebabkan adanya kesamaan sifat dan juga perbedaan sifat yang
dimiliki oleh senyawa tersebut.
2. Keisomeran dibagi
menjadi beberapa macam seperti isomer geometris. Isomer geometris memiliki
perbedaan yang terletak pada susunan ruang molekul yang ada. Misalnya diantara
2 senyawa ini, yaitu asam fumarat dan asam maleat yang mempunyai rumus struktur
sama. Tetapi jika dilihat keduanya memiliki susunan yang berbeda. Asam fumarat
adalah bentuk transnya dan asam maleat adalah bentuk cisnya.
3. Asam maleat berubah
menjadi asam fumarat memiliki prosesnya sendiri. Dimana perubahan tersebut
terjadi saat dilakukan refluks dengan bantuan katalis HCl dan juga dipengaruhi
oleh suhu pemanasan yang dilakukan yaitu sekitar 70-80°C (batas titik didihnya),
dimana suhu tersebut digunakan agar asam maleat tidak menguap dan berubah
strukturnya.
XII. Daftar Pustaka
Keenan,
Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia untuk
Universitas Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta.
Mulyono. 2005. Kimia Anorganik Dasar. Erlangga:
Jakarta.
Syamsurizal (2019, 20 April). Sintesis Aseton.
Dikutip pada tanggal 24 April 2019 di kimia organik : http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun
Kimia Organik I. Jambi :Universitas Jambi.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Karena saat penjenuhan tidak didapatkan kristal asam fumarat. Seharusnya saat rekristalisasi didapatkan kristal asam fumarat yang nantinya akan diuji cobakan titik lelehnya (sheila sagita, 09)
BalasHapussaya vira anggita (069) akan menjawab pertanyaan no 1.
BalasHapushal itu dikarenakan ekstrak apek hijau sudah mengalami oksidasi,dimana hal ini karena asam maleat yang terkandung dalam apel bila terkena oksigen akan mengalmai rekasi yang menghasilkan warna coklat akibat teroksidasi.
saya brezza (055) akan menjawab no 3 hal itu bisa terjadi dikarenakan seharusnya bahan utama yang digunakan adalah asam maleat murni. Namun pada percobaan ini hanya menggunakan Apel hijau yang dikatakan mengandung asam maleat, namun teledornya tidak dicri terlebih dahulu berapa besar kandungan asam maleat pada satu buah apel. Sehingga tidak bisa disesuaikan dengan banyaknya asam maleat yang dibutuhkan untuk hasil yang maksimal.
BalasHapus