Kamis, 24 Oktober 2019

Biogenetik Alkaloid pada Makhluk Hidup


            Biogenetik atau biogenesis diartikan sebagai cara menghasilkan atau memproduksi kehidupan organisme atau organel baru. Dimana Louis Pasteur adalah pencetus hukum biogensis ini. Pengamatan yang dilakukannya menghasilkan sebuah teori bahwasannya benda hidup hanya dapat dihasilkan dari benda hidup yang lain pula, dengan reproduksi misalnya ayam yang bertelur dan lama-kelamaan menetas menghasilkan ayam-ayam yang baru. Jadi disini berarti  kehidupan tidak berasal atau dihasilkan dari benda mati atau yang sering disebut dengan, “pembentukan spontan”. Jika ditilik dari bahasa lainnya yang serupa maknanya adalah melalui kalimat, “Omnis Cellula e cellula” yang berarti “semua sel berasal dari sel”.
Berkaitan dengan segala pengertian mengenai biogenetik ternyata alkaloid juga memiliki biogenetiknya sendiri. Dimana sebelumnya kita sudah membahas mengenai struktur dan manfaat dari alkaloid pada blog-blog sebelumnya. Kali ini akan dibahas mengenai biogenetik alkaloid pada makhluk hidup.

Diketahui bahwasannya secara biogenetik alkaloid berasal dari sebagian kecil asam amino yaitu ornitin dan juga lisin yang mampu menurunkan atau menghasilkan derivat berupa alkaloid asiklik, fenilalanin dan tirosin hasil turunan dari isokuinolin dan triptofan yang menurunkan alkaloid jenis indol. Asam amino merupakan senyawa organik yang sangat penting, dimana senyawa ini terdiri atas amino (NH2) dan karboksil (COOH). Dimana ada 20 jenis asam amino esensial yang termasuk standarnya atau disebut alfa amino yaitu alanin, arginin, asparagain, asam spartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, histidine, isoleusin, leusin, lysin, metionin, fenilalanine, pirolin, serine, treonine, triptofan, tirosine, dan valin. Namun dari 20 jenis asam amino yang disebutkan hanya tirosin, histidin, lisin dan triptofan yang menjadi asal muasal atau pencetus senyawa alkaloid. Alkaloid dapat bersifat asam maupun basa tergantung pada gugus apa yang diikat oleh atom Nitrogennya. 


Gambar Struktur Asam Amino

Dalam biosintesis alkaloid terdapat reaksi utama yang mendasarinya yaitu reaksi Mannich yang terjadi antara suatu aldehida dan sebuah amin primer dan sekunder serta suatu enol atau fenol. Biosintesis dari alkaloid ini juga melibatkan sebuah reaksi rangkap oksidatif fenol dan juga metilasi serta ada beberapa jalur yang terlibat ke dalam biosintesis alkaloid ini yaitu jalur poliketida dan jalur mevalonat. Melalui asal-usul dari biogenetik ini ternyata berguna untuk menjelaskan hubungan yang terjadi antara berbagai alkaloida yang dibagi berdasarkan jenis cincin heterosikliknya. Dari biosintesanya sangat jelas menunjukkan bahwasannya alkaloid berasal dari asam amino. Berdasarkan hal tersebut maka alkaloid dapat dibedakan atas tiga jenis utama, yaitu:
a.   Alkaloid asiklik yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin, dimana alkaloid ini dapat berada pada beberapa tanaman seperti pada kulit buah delima. Dimana buah ini ternyata bermanfaat atau bersifat sebagai antioksidan, menghentikan diare, sebagai antiinflamasi, antiseptik, antitumor dan antikanker.
b.   Alkaloid aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4 dihidrofenilalanin. Contohnya alkaloid isokuinolin jenis efedrin yang terbentuk dengan prekursor fenilalanin dan tirosin. Efedrin ini biasanya digunakan sebagai obat peningkat tekanan darah, dimana efedrin bekerja sebagai stimulan atau vasokonstriktor yang fungsinya sebagai pelebar pembuluh darah.
c.   Alkaloid aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan. Contohnya adalah alkaloid indol jenis Harmin. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa ini adalah reaksi Mannich (reaksi antara aldehid dan amina primer/sekunder dan suatu etanol).
Kemudian jika ditilik lagi berdasarkan asal mulanya (biogenesis) dan hubungannya dengan asam amino, alkaloid dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
a.    True Alkaloid
b.    Proto Alkaloid
c.    Pseudo Alkaloid
Pada dasarnya sebuah metabolit sekunder yang terdapat pada bahan alam merupakan hasil dari metabolit primer yang mengalami reaksi spesifik yang selanjutnya menghasilkan senyawa-senyawa tertentu. Biogenetik pembentukan alkaloid tentunya memiliki prosesnya tersendiri. Dimana berikut ini adalah skema umum jalur biogenetik pembentukan alkaloid :
Secara umum, biosintesis pada alkaloid dapat dilakukan dengan banyak cara dan tidak mudah mengklasifikasikannya, namun ada beberapa reaksi khas dan terlibat dalam reaksi sintesis alkaloid yaitu Basa Schiff dan Mannich,sebagai berikut:
1.    Sintesis Basa Schiff
Sintesis ini dilakukan dengan merekasikan sebuah amina dengan keton ataupun aldehida, reaksi ini adalah cara umum untuk menghasilkan C=N obligasi. Dalam biosintesis alkaloid, proses ini dapat berlangsung dalam molekul seperti pada proses sintesis piperidin.


Gambar Reaksi Basa Schiff

2.    Reaksi Mannich
Rekais mannich adalah salah satu reaksi adisi nukleofilik amina ke dalam sebuah gugus karbonol yang diikuti reaksi eliminasi anion hidroksil yang menjadi basa Schiff. Basa Schiff ini adalah elektrofil yang bereaksi dengan dua langkah yaitu adisi nukleofilik kedua dengan karbanion yang dihasilkan dari senyawa yang memiliki proton asam. Reaksi Mannich ini juga dianggap sebagai reaksi kondensasi.


Gambar Reaksi Mannich

Reaksi ini juga diartikan sebagai reaksi organik yang mengandunng alkilasi amino proton asam yang terletak di sebelah gugus fungsi karbonil dengan formaldehid dan amonia ata amina (primer/sekunder). Produk akhirnya nanti adalah β-amino-karbonil Bahan atau komponen integral dari reaksi ini selain asam amina dan karbonil senyawa adalah karbanion yang berlaku dalam peran nukleofil pada penambahan nukleofilik di ion yang terbentuk oleh reaksi antara amina dan karbonil.
Jika ditinjau dari biogenetiknya, alkaloid dibagi menjadi :
1.    Alkaloid Alisiklik
       Alkaloid ini terbentuk karena adanya ikatan antara asam amino ornitin dan juga asam amino lisin. Dimana kedua asam amino disini bertidak sebagai prekursor dari terbentuknya alkaloid alisiklik. Alkaloid ini biasanya ditemukan pada buah delima di bagian kulitnya. Dimana strukturnya sebagai berikut :
Gambar Asam Amino Lisin


2.    Alkaloid Indol
       Alkaloid ini adalah alkaloid yang terbentuk dari asam amino triptofan. Contoh dari jenis ini adalah Harmin.
Gambar Struktur Asam Amino Harmin

Berikut gambar biogenetik dari Nikotin :

3.    Alkaloid Isokuinolin

       Alkaloid ini merupakan suatu alkaloid yang terbentuk dari asam amino fenilalanin dan tirosin. Berikut alur biogenetiknya :
Gambar Struktur Fenilalanin
Dimana tirosin dan fenilalanin bertindak sebagai prekursor pada pembuatan ini (pembuatan/sintesis amina). Contoh dari alkaloid jenis ini adalah epiderin yang biasanya kita gunakan untuk obat peningkat tekanan dasar yang biasanya pada pasien yang diberikan bius tekanan dasrahnya menurun sehingga perlu diberikan epiderin ini. Selain epiderin, contoh senyawa ini adalah morfin.
Berikut uraian biogenetiknya :
Gambar Biogenetik Morfin
Selain gambar di atas proses biogenetik pada senyawa dari tirosin dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :

Permasalahan :
  1. Jika diperhatikan berdasarkan prekursor yang bertindak pada pembentukan alkaloid hanya empat dari 20 asam amino, yaitu tirosin, histidin, lisin dan triptofan. Mengapa hanya keempat asam amino itu saja yang dapat menjadi prekursor pembentukan alkaloid?
  2. Secara biogenetiknya alkaloid berasal dari sebuah asam amino yang terdiri atas ornitin dan lisin. Apakah masih bisa dikatakan alkaloid jika diketahui bahwa dari strukturnya tidak memiliki gugus amina? Lalu menurut Anda, apa alasannya?
  3. Dikatakan pada penjelasan bahwasannya alkaloid tidak selalu basa dan bergantung kepada gugus apa yang diikat oleh atom Nitrogen tersebut. Lalu bagaimana keadaan pada alkaloid jenis Harmin yang disebutkan di atas? Asamkah dia atau basa?




Kamis, 17 Oktober 2019

Potensi Pemanfaatan Alkaloid untuk Makhluk Hidup



            Alkaloid adalah salah satu senyawa yang memiliki setidaknya satu atom Nitrogen di dalam strukturnya dan memiliki cincin heterosiklik. Senyawa ini mengandung atom Carbon (C), Nitrigen (N) dan Hidrogen (H) serta ada beberapa jenis yang memiliki atu mengandung atom Oksigen (O). Alkaloid memiliki fisik padatan berupa kristal dan juga memiliki titik lebur tertentu dan juga dapat mengalami dekomposisi. Alkaloid ini biasanya berada pada tumbuhan berbunga, atau tumbuhan yang dapat dikatakan tingkat tinggi.
            Senyawa alkaloid ini sudah dari sejak lama memiliki andil dalam dunia farmasi ataupun obat-obatan, namun tetap saja alkaloid ini jumlahnya tidak ditemukan banyak seperti terpenoid ataupun flavonoid yang memiliki jumlah yang cukup besar dan tersebar diberbagai tumbuhan. Jadi, mungkin dapat dikatakan masih banyak alkaloid yang belum diambil dari sebuah tanaman dan dilakukan pengujian untuk potensi pemanfaatannya. Dimana pada tulisan sebelumnya (blog sebelumnya) telah membahas mengenai keunikan dan keanekaragaman struktur alkaloid, kali ini saya jabarkan fungsi ataupun potensi pemanfaatan dari senyawa-senyawa alkaloidnya.
            Alkaloid banyak macamnya dan pembagiannya, hal tersebut disebabkan oleh adanya gugus N yang terletak berbeda di setiap golongan, baik itu di rantai lurus ataupun sikliknya. Masing-masing daari senyawa tersebut memiliki menfaatnya tersendiri, dimana dijelaskan sebagai berikut ini :

1.    Morfin
  
Gambar Struktur Morfin

Morfin adalah senyawa alkaloid isoquinolin yang memiliki satu atom Nitrogen dan mempunyai dua buah cincin Carbon. Senyawa morfin ini dihasilkan atau terdapat pada tumbuhan Papaver somniferum dan P.Bracheatum (Famili: Papaveraceae) atau dalam tumbuhan atau pohon opium lainnya. 
Gambar Tumbuhan Papaver somniferum

Dimana morfin ini berfungsi sebagai pengendali sistem saraf pusat, dimana memiiki kemampuan dalam mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit. Biasanya digunakan pada bius atau sebagai bius saat operasi dan penanganan medis lainnya. Jadi, yang biasanya digunakan pada bidang medis atau farmasi saat adanya pembedahan kecil ataupun operasi akan disuntikkan morfin kepada pasien (pasien dibius). Namun senyawa ini ternyata memberikan efek samping kepada penggunanya yaitu, hilang kesadaran, euforia, lesu, penglihatan kabur, rasa kantuk dan bahkan bagi yang sudah kecanduan atau bergantung pada morfin maka akan emngalami insomnia dan mimpi buruk.

2.    Kokain
Gambar Struktur Kokain

Kokain ini termasuk kedalam alkaloid golongan alkaloid tropan yang berarti hanya memiliki satu atom Hidrogen dan juga metil pada strukturnya. Dimana golongan alkaloid tropan ini secara umumnya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sistem saraf pusat bahkan sampai ke sum-sum tulang belakangnya. 


 
Gambar Tumbuhan Erythroxylum coca

Kokain ini berasal dari tumbuhan Erythroxylum coca, E. Rusby dan E. Novogranatense (Famili: Erythroxylaceae). Fungsi utama senyawa ini adalah sebagai senyawa analgetik narkotik yang mampu menstimulan syaraf pusat dan antiemetik dan midriatik. Kokain ini sangat utama digunakan pada anastesik seperti pembedahan mata, hidung dan juga tenggorokan. Dimana kokain ini digolongkan juga ke dalam zat adiktif bersamaan dengan heroin dan morfin yang kadangkala bahkan dapat dikatakan disalahgunakan oleh anak muda ataupun orang-orang pada saat ini, yang sering kita sebut shabu-shabu, crak, snow dan sebagainya.

3.    Kafein
Gambar Struktur Kafein

Kafein ini termasuk ke dalam alkaloid purin dimana memiliki 2 cincin Carbon dan 4 buah atom Nitrogen yang terikat di dalamnya. Kafein ini didapatkan dari biji kopi yang berasal dari tumbuhan Coffe arabica dan Coffe liberica (Famili: Rubiaceae). Dimana kopi yang biasa kita minum mampu menghilangkan rasa kantuk yang disebabkan oleh kandungan dari kafein ini dalam biji kopi yang diolah dan kita konsumsi saat santai ataupun begadang. Dimana kafein ini bekerja pada sistem syaraf, otot jantung dan juga ginjal. Selain kopi, ada tumbuhan yang mengandung kafein juga yaitu Camella sinensis (Famili: Theaceae) dan Cola nitida (Famili: Starculiaceae).


Gambar Tumbuhan Coffe arabica

Kafein ini dapat ditemukan di teh, cola, mate dan guarane kecuali di dalam kopi. Selain untuk menghilangkan rasa ngantuk, kafein ini banyak juga digunakna untuk asma, penyakit empedu, mengurangi kesulitan bernafas sejak lahir, tekanan darah rendah, diet dan ada juga olahan krimnya yang digunakan sebagai salep untuk mengurangi kemerahan serta gatal-gatal pada dermatitis.

4.    Kinina, Kinidina, Sinkonidin dan Sinkonidina
Gambar Struktur Obat Kinina

Keempat senyawa ini termasuk kedalam alkaloid golongan quinolin yang umumnya terdapat dalam tumbuhan tepatnya bagian kulit batang (Cotex) dari tumbuhan Cinchona succirubra (Famili: Rubiaceae), dimana tanaman Cinchona ini ada yang bewarna kuning aitu C. Calisaya dari Peru dan Bolivia serta yang umum ada di Indonesia adalah C. Officinalis dan C. Ledgeriana di tanah Jawa. 


 
Gambar Tumbuhan Cinchona succirubra dan C. Officinalis

Senyawa ini juga berada pada tumbuhan pohon kina. Dimana keempatnya ini memiliki fungsi utama sebagai senyawa anti-malaria. Dimana keempat senyawa ini nantinya akan membunuh parasit dari malaria itu sendiri. Sehingga seseorang dapat terbebas dari penyakit malaria yang hampir  menyerangnya.

5.    Reserpina
 Gambar Stuktur Reserpina

Reserpina ini adalah senyawa alkaloid golongan alkaloid indol yang dimana pastinya senyawa ini memiliki satu buah cincin indol pada strukturnya. Senyawa ini biasanya ditemukan pada tumbuhan Rauwolfia serpentine dari suku apocynaceae yang biasanya bercampuran dengan fragmen rhizima dan batang yang menempel ke dirinya. 


Gambar Tumbuhan Rauwolfia serpentine

Dimana seyawa reserpina ini memiliki fungsi sebagai obat anti-hipertensi. Biasanya dalam dunia farmasi reserpina ini digunakan sebagai bahan utama pembuatan obat untuk mengobat tekanan darah tinggi yang terkadang dikombinasikan juga dengan beberapa obat-obatan yang mendukungnya.


Permasalahan :
  1. Senyawa golongan alkaloid yang berpotensi sebagai senyawa obat ternyata dapat menyembuhkan, namun begitu obat tersebut memiliki efek samping. Mengapa hal itu dapat terjadi? Bagaimana menurut Anda?
  2. Senyawa kokain, morfin yang saya jelaskan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa, yaitu mampu mempengaruhi syaraf. Bahkan pada morfin dapat menghilangkan rasa sakit seperti saat pembiusan sebelum operasi sehingga kita tidak perlu merasa kesakitan. Tapi mengapa banyak sekali golongan senyawa itu yang digunakan dengan dosis dan tujuan yang salah? Apa penyebabnya?
  3. Senyawa golongan kafein ini biasanya terdapat dalam kopi dan memberi efek menghilangkan rasa kantuk dari seseorang. Tapi mengapa ada beberapa teman saya yang pernah bergadang bersama saya dan mengkonsumsi kopi yang mengandung kafein malah tetap merasakan kantuk? Bagaimana menurut Anda? Apa yang menjadi penyebabnya?

Sabtu, 12 Oktober 2019

Keanekaragaman dan Keunikan Struktur Alkaloid




Senyawa alkaloid adalah salah satu senyawa organik yang tersebar di alam ini dalam bentuk  basa dan alkalinya. Dalam bentuk basa dapat ditandai oleh adanya keberadaan atom Nitrogen (N) di dalam moleukul dari senyawa itu dalam bentuk moleuk yang memiliki lingkar heterosikli dan juga aromatisnya. Senyawa ini terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, yang dimana setiap alkanoidnya memiliki setidaknya satu atom nitrogen pada susunan molekulnya. Rata-rata alkaida yang tersebar di alam memiliki keaktifan biologis yang berbeda-beda, dimana ada yang berperan di pengobatan dan ada yang berperan sebagai racun.
Senyawa alkaloid ini sangatlah banyam macam atau ragamnya, apalagi jika dilihat dari strukturnya. Oleh karena itu struktur dari alkaloid dibagi atau dikelompokkan berdasarkan beberapa sifatnya atau alasannya. Jika dilihat dari keberadaan cincin heterosikliknya, maka alkaloid dapat dibagi menjadi tiga macam (menurut Hegnauer), yaitu :
1.        Alkaloid Sejati (True Alkaloid)
Alkaloid sejati ini merupakan alkaloid yang memiliki cincin heterosiklik. Dimana terdapat Nitrogen di dalam cincin heterosilkik tadi, senyawa golongan ini cenderung bersifat basa kecuali kolkhisin dan asam aristolokhat. Senyawa yang berada dalam golongan alkaloid sejati juga biasanya diturunkan dari asam amino. Senyawa ini biasanya ada atau tersedia dalam bentu garam dan asam organiknya. Contohnya adalah atropin dan morfin.

Gambar Struktur Atropin

Gambar Struktur Morfin

2.        Protoalkaloid (Alkaloid Sederhana)
Protoalkaloid ini disebut juga dengan alkaloid sederhana. Dimana pada strukturnya, amin lebih relatif sederhana dikarenakan gugus Nitrogen dan asam aminonya tidak lagi berada di dalam rantai heterosiklik, tapi tersaji lebih sederhana. Senyawa ini dapat diperolah atau dihasilkan dari proses biosintesis asam amino yang bersifat basa. Contoh protoalkaloid adalah meskalin (kaktus), ephedrin, N,Ndimetiltriptamin.
Gambar Struktur Ephedrin 

Gambar Struktur Meskalin (Kaktus)

Gambar Struktur N,Ndimetiltriptamin

3.        Pseudoalkaloid (Alkaloid Semu)
Pseudoalkaloid ini merupakan alkaloid yang tidak diturunkan dari asam amino melainkan dari yang lainnya, misal alkaloid terpen yaitu diterpen, kemudian alkaloid yang diperoleh dari jalur metabolisme asetat yaitu coniin. Senyawa ini memiliki sifat kebasaan (basa) namun tidak terlalu tinggi kadarnya. Contoh senyawa ini adalah Alkaloid steroidal (contoh konessiin) dan purin (kaffein).
Gambar Struktur Kaffeina

Gambar Struktur Konessina

Selain dilihat dari keberadaan cincin heterosikliknya, pembagian dari senyawa alkaloid ini dapat dilakukan berdasarkan kondisi atom nitrogennya, dimana sebagai berikut ini :
1.        Alkaloid dengan Atom Nitrogen Heterosiklik
a.     Alkaloid Piridin-Piperidin
Alkaloid ini hanya memiliki sebuah cincin dengan sebuah atom Hidrogen yang terikat di dalamnya. Contohnya adalah alkaloid coniin pada tumbuhan  Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nikotin dari tumbuhan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae, Arekolin dari tumbuhan Areca catechu.

b.    Alkaloid Tropan
Dimana lakaloid ini memiliki satu atom Nitrogen yang terikat pada metilnya yaitu N-CH3. Contohnya adalah Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae), Atropin pada tumbuhan Atropa Belladonn.

c.     Alkaloid Quinolin
Dimana pada alkaloid ini terdapat dua buah cincin karbon yang mengandung satu atom Nitrogen (mengikat satu atom Nitrogen). Contohnya adalah alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax, Cusparin pada tumbuhan Galipea officinali.

d.    Alkaloid Isoquinolin
Isoquinolin ini adalah alkaloid dengan struktue yang mempunyai dua cincin karbon yang mengikat satu atom Nitrogen. Cotohnya papaverin pada tumbuhan Papaverin somniferum.

e.     Alkaloid Indol
Merupakan alkaloid yang mengandung dua buah cincin karbon serta sebuah cincin Indol. Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae, Reserpin dalam Rauwolfia  serpentin.

f.     Alkaloid Imidazol
Merupakan alkaloid yang memiliki sebuah cincin yang mengikat dua buah atom Nitrogen. Contohnya inti dasar dari pilokarpin yang berasal dari daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, Solanidin dalam tumbuhan Solanum tuberosum.

g.    Alkaloid Lupinan
Alkaloid ini mengandung  2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).

h.    Alkaloid Steroid
Alkaloid ini mempunyai 2 cincin karbon yang mengikat (berikatakn) dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.

i.      Alkaloid Amina
Jenis ini tidaklah memiliki N yang heterosiklik dan merupakan sebuah turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin. Alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae).

j.      Alkaloid Purin
Alkalodid ini memiliki (mengandung) dua buah cincin karbon dengan empat buah atom nitrogen. Contohnya Cafein pada tumbuhan Cofea arabica.

2.    Alkaloid Tanpa Atom Nitrogen Heterosiklik
Merupakan Alkaloid dengan Nitrogen yang tidak terikat pada sebuah cincin, melaikan atom Nitrogennya terikat pada salah satu rantai pangjang samping.
a.     Alkaloid Efedrin (Amine)
Dimana alkaloid ini mampu satu atau lebih cincin karbon yang dimana Nitrogennya terikat pada salah satu atom karbon rantai samping terlebih dahulu baru rantai panjang tadi mengikat cincin. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii,Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.

b.    Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.

Permasalahan :
1. Berdasarkan yangg saya paparkan di atas kita mengetahui bahwasannya struktur alkaloid itu beragam. Bagaimana menurut Anda perihal keanekaragaman struktur dari alkaloid ini? Dan apakah dalam keberagaman alkaloid yang ada tersebut berasal dari pembentukan yang berbeda-beda meskipun sama-sama alkaloid?
2.   Senyawa-senyawa alkaloid rata-rata bersifat basa. Apakah dengan kebasaan yang dimilikinya akan memberikan ciri tersendiri pada tanaman yang mengandungnya? Bagaimana menurut Anda?

3.    Dari penjelasan di atas maka kita mengetahui bahwasannya alkaloid banyak berada pada tumbuh-tumbuhan diliat dari contoh-contoh alkaloid yang dipaparkan. Mengapa alkaloid erat sekali kaitannya dengan tumbuhan? Dan bahkan rata-rata atau bahkan semua alkaloid ada di tumbuhan?